Wanita Pemilik IQ Tertinggi Di Dunia Dari Jaman Dulu Hingga Sekarang
Sejak berabad-abad lalu, wanita selalu dinilai lebih lemah dibandingkan pria. Posisi wanita juga dikatakan lebih rendah daripada pria. Tak heran, jika zaman dulu lebih banyak pria yang dijadikan tokoh besar dibandingkan wanita. Meski demikian, zaman telah berubah. Kini wanita bisa mendapatkan posisi yang sejajar dengan pria, dan bisa memiliki pekerjaan yang dulunya hanya boleh dimiliki oleh seorang pria. Karena sudah sejajar dengan pria, wanita juga bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan pria, dari situ ternyata diketahui bahwa wanita juga memiliki kecerdasan atau IQ luar biasa, tak kalah dari pria. Lalu, siapa saja wanita yang mendapatkan IQ tertinggi sedunia? Berikut ini pembahasannya.
Germaine de Stael
Pelangi Casino - Germaine Stael yang juga dikenal dengan nama Anne Louise Germaine de Stael-Holstein dan juga Madame de Stael merupakan seorang aktivis politik kelahiran Paris, Prancis, pada tahun 1766. Dia pun terkenal sebagai penulis yang kritis. Saking kritisnya, dia bahkan pernah dicekal dari Prancis karena tulisannya tentang Napoleon.
Dia juga mendapatkan ketenaran dengan mempertahankan salon untuk intelektual terkemuka. Tulisannya meliputi novel, drama, esai moral, dan politik, kritik sastra, sejarah, autobiografi memoar, dan bahkan sejumlah puisi. Kontribusi kesastraannya yang paling penting adalah sebagai teoretikus Romantisisme.
Stael melahirkan pemikiran-pemikiran cemerlangnya di Jerman dan kemudian bergabung dengan Goethe Circle. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir terbesar dalam sejarah. Skor IQ-nya diperkirakan antara 180 dan 185 oleh berbagai tes kecerdasan yang ada saat ini.
Marie Curie
Wanita Prancis berdarah Polandia ini mendapat hadiah Nobel untuk fisika pada 1903 dan satu lagi di bidang kimia pada tahun 1911. Marie Curie sangat tertarik dengan radioaktivitas dan menghabiskan banyak waktunya untuk bekerja di bidang itu. Marie Curie adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangi dua hadiah Nobel dalam dua bidang, dan dia merupakan salah satu peneliti terpenting dalam bidang radiasi dan efeknya sebagai perintis radiologi.
Marie tak mengetahui bahaya zat radioaktif saat mencoba mengisolasinya, sehingga terlalu sering melakukan kontak langsung dengan unsur-unsur tersebut. Radiasi sinar radium yang berlebih memberi dampak negatif bagi tubuhnya, sampai dia mengidap anemia. Tiga bulan kemudian pada tanggal 4 Juli 1934 di Haute Savoie, Marie Curie menghembuskan napas terakhirnya.
Meski demikian, Marie Curie tergolong jenius karena memiliki IQ 185 dan ini membuatnya termasuk golongan jenius tertinggi. Sekadar informasi, anggota keluarga Curie juga memiliki kecerdasan yang luar biasa. Suami, anak perempuan, dan menantunya juga memenangkan Nobel.
Hypatia
Hypatia adalah putri tercantik Theon Alexandrinus, pustakawan Alexandria, yang lahir pada tahun 355. Theon sendiri terkenal sebagai seorang sarjana yang telah menghasilkan risalah mengenai geometri dan musik. Tapi Hypatia ternyata lebih unggul dari ayahnya dalam segala hal. Ia memiliki pengetahuan lengkap, mulai dari ilmu astronomi, matematika, filsafat, dan lain-lain.
Hypatia juga seorang pengajar yang penuh pengabdian. Dari beberapa literatur disebutkan, banyak orang memohon-mohon untuk bisa hadir di kelas-kelas yang diselenggarakan oleh Hypatia.
Kecerdasannya yang luar biasa ini sempat ia bagikan untuk Yunani, Mesir, dan kemudian kekaisaran Romawi Timur. Namanya dikaitkan dengan penemuan sejumlah instrumen penting pada zaman itu, antara lain hidrometer dan astrolabe. Tak heran, jika dia memiliki nilai IQ yang cukup tinggi, yaitu diperkirakan lebih dari 190.
Hypatia menulis beberapa risalah dan komentar untuk karya para cendekiawan lain, misalnya Aritmatika oleh Diophantus. Hanya saja, buah pikiran wanita luar biasa ini tidak dihargai sebesar rekan-rekan cendekiawannya yang berasal dari kaum Adam.
Selain itu, nasib tragis juga menimpa Hypatia. Ketika musim panas tahun 415, segerombolan massa yang terdiri dari para biarawan fanatik, dipimpin seseorang bernama Petrus murid Sirilius, uskup Alexandria yang disegani, menangkap Hypatia saat memberi kuliah. Alasannya adalah Hypatia dianggap sebagai penyihir. Hypatia sempat melakukan perlawanan, namun sayangnya tak ada yang menolongnya. Para biarawan tersebut menyeretnya ke gereja Cessario dan memukulinya dengan genteng.
Siksaan belum berakhir, Hypatia diketahui dicongkel biji matanya dan dipotong lidahnya. Tak berhenti sampai di situ, jenazah Hypatia diseret ke tempat bernama Cinarus dan dimutilasi. Para biarawan itu mengeluarkan organ-organ dalamnya, tulang-belulangnya, dan membakar sisa-sisa bagian tubuhnya di atas api unggun.
Edith Stern
Edith Stern adalah wanita dengan kecerdasan yang bahkan sulit diukur dengan tes kecerdasan manapun. Skor IQ-nya mencapai lebih dari 200. Edith sendiri adalah seorang penulis, editor, dan ilmuwan dalam bidang teknik dan matematika. Sejumlah pihak meyakini nilai luar biasa ini adalah hasil dari didikan ekstra keras dari sang ayah.
Pada dasarnya ayah Edith berambisi untuk menjadikan putrinya sebagai seorang jenius, jadi ia mulai mengajarinya sejak usia dini. Berkat gemblengan ayahnya, Edith Stern dapat berbicara dalam kalimat lengkap saat usianya masih 1 tahun. Dia melahap volume pertama Encyclopedia Britannica pada usia 4 tahun dan rampung membaca seluruhnya pada usia 5 tahun.
Pada usia 6 tahun, Edith membaca 6 buku dan koran New York Times setiap harinya. Pada usia 12 tahun dia sudah berkuliah dan saat berusia 15 tahun dia sudah mengajar di Michigan State University. Pada usia 16 tahun ia diberi posisi Asisten Profesor Matematika Abstrak di Michigan State University. Dan sejak tahun 1970-an, dia bekerja di IBM sebagai konsultan komputer, dan akhirnya menjadi Vice President di Departemen Riset dan Pengembangan IBM. Selain itu Edith juga mempunyai 128 paten penelitian dan penemuan.
Marilyn vos Savant
Marilyn vos Savant adalah seorang penulis dan kolumnis yang terkenal karena kecerdasannya. Skor IQ-nya yang luar biasa, yaitu 228, berhasil membuat namanya tercatat di Guinness World Records, sebagai orang pemilik IQ tertinggi di dunia pada tahun 2012.
Semasa remaja, Marilyn vos Savant menghabiskan waktunya membantu menjaga toko sang ayah sambil terus menikmati hobinya menulis dan membaca. Kadang dia akan menulis artikel dan mengirimkannya ke koran lokal dengan nama samaran, dengan alasan dia tidak ingin namanya diasosiasikan dengan pekerjaannya yang ia anggap belum sempurna.
Beranjak kuliah, Marilyn vos Savant memutuskan untuk mempelajari filosofi di Washington University di St. Louis, menentang keinginan orang tuanya untuk mengambil jurusan pelajaran yang lebih bermanfaat. Setelah 2 tahun, dia drop out dari kuliah untuk membantu bisnis kedua orangtuanya dan mengejar karirnya di bidang menulis. Kemudian ia pindah ke kota New York dan menulis kolom Kontes Omni IQ Quiz untuk Majalah Omni yang berisi kuis-kuis IQ dan tes-tes yang menguji intelegensi pembacanya. Setelah itu, akhirnya ia memiliki kolum mingguan di Majalah Parade. Ia juga mulai menulis novel, cerpen, satire politik, semuanya dengan nama samaran.
Namanya pun menjadi terkenal bagai selebriti setelah Marilyn vos Savant diuji dengan dua tes kecerdasan. Menurut Mega Test, tes yang dirancang untuk mengukur IQ di atas 145, ia memiliki IQ 186. Menurut Stanford-Binet, IQ-nya adalah 228. Setelah dilakukan analisis singkat, para ahli memutuskan bahwa dia memiliki kemampuan mental setara individu berusia 23 tahun.
Di usia dewasa, Marilyn vos Savant tidak mengambil jalur karir sebagai ilmuwan atau akademisi. Ia lebih memilih untuk mengasuk kolom bertajuk Ask Marilyn. Lewat kolom tersebut ia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan rumit dari pembaca dan memecahkan teka-teki pelik.
Salut untuk mereka semua. Semoga kisah mereka bisa menjadi inspirasi untuk kita agar bisa lebih cerdas dari mereka.
Germaine de Stael
Pelangi Casino - Germaine Stael yang juga dikenal dengan nama Anne Louise Germaine de Stael-Holstein dan juga Madame de Stael merupakan seorang aktivis politik kelahiran Paris, Prancis, pada tahun 1766. Dia pun terkenal sebagai penulis yang kritis. Saking kritisnya, dia bahkan pernah dicekal dari Prancis karena tulisannya tentang Napoleon.
Dia juga mendapatkan ketenaran dengan mempertahankan salon untuk intelektual terkemuka. Tulisannya meliputi novel, drama, esai moral, dan politik, kritik sastra, sejarah, autobiografi memoar, dan bahkan sejumlah puisi. Kontribusi kesastraannya yang paling penting adalah sebagai teoretikus Romantisisme.
Stael melahirkan pemikiran-pemikiran cemerlangnya di Jerman dan kemudian bergabung dengan Goethe Circle. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir terbesar dalam sejarah. Skor IQ-nya diperkirakan antara 180 dan 185 oleh berbagai tes kecerdasan yang ada saat ini.
Marie Curie
Wanita Prancis berdarah Polandia ini mendapat hadiah Nobel untuk fisika pada 1903 dan satu lagi di bidang kimia pada tahun 1911. Marie Curie sangat tertarik dengan radioaktivitas dan menghabiskan banyak waktunya untuk bekerja di bidang itu. Marie Curie adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangi dua hadiah Nobel dalam dua bidang, dan dia merupakan salah satu peneliti terpenting dalam bidang radiasi dan efeknya sebagai perintis radiologi.
Marie tak mengetahui bahaya zat radioaktif saat mencoba mengisolasinya, sehingga terlalu sering melakukan kontak langsung dengan unsur-unsur tersebut. Radiasi sinar radium yang berlebih memberi dampak negatif bagi tubuhnya, sampai dia mengidap anemia. Tiga bulan kemudian pada tanggal 4 Juli 1934 di Haute Savoie, Marie Curie menghembuskan napas terakhirnya.
Meski demikian, Marie Curie tergolong jenius karena memiliki IQ 185 dan ini membuatnya termasuk golongan jenius tertinggi. Sekadar informasi, anggota keluarga Curie juga memiliki kecerdasan yang luar biasa. Suami, anak perempuan, dan menantunya juga memenangkan Nobel.
Hypatia
Hypatia adalah putri tercantik Theon Alexandrinus, pustakawan Alexandria, yang lahir pada tahun 355. Theon sendiri terkenal sebagai seorang sarjana yang telah menghasilkan risalah mengenai geometri dan musik. Tapi Hypatia ternyata lebih unggul dari ayahnya dalam segala hal. Ia memiliki pengetahuan lengkap, mulai dari ilmu astronomi, matematika, filsafat, dan lain-lain.
Hypatia juga seorang pengajar yang penuh pengabdian. Dari beberapa literatur disebutkan, banyak orang memohon-mohon untuk bisa hadir di kelas-kelas yang diselenggarakan oleh Hypatia.
Kecerdasannya yang luar biasa ini sempat ia bagikan untuk Yunani, Mesir, dan kemudian kekaisaran Romawi Timur. Namanya dikaitkan dengan penemuan sejumlah instrumen penting pada zaman itu, antara lain hidrometer dan astrolabe. Tak heran, jika dia memiliki nilai IQ yang cukup tinggi, yaitu diperkirakan lebih dari 190.
Hypatia menulis beberapa risalah dan komentar untuk karya para cendekiawan lain, misalnya Aritmatika oleh Diophantus. Hanya saja, buah pikiran wanita luar biasa ini tidak dihargai sebesar rekan-rekan cendekiawannya yang berasal dari kaum Adam.
Selain itu, nasib tragis juga menimpa Hypatia. Ketika musim panas tahun 415, segerombolan massa yang terdiri dari para biarawan fanatik, dipimpin seseorang bernama Petrus murid Sirilius, uskup Alexandria yang disegani, menangkap Hypatia saat memberi kuliah. Alasannya adalah Hypatia dianggap sebagai penyihir. Hypatia sempat melakukan perlawanan, namun sayangnya tak ada yang menolongnya. Para biarawan tersebut menyeretnya ke gereja Cessario dan memukulinya dengan genteng.
Siksaan belum berakhir, Hypatia diketahui dicongkel biji matanya dan dipotong lidahnya. Tak berhenti sampai di situ, jenazah Hypatia diseret ke tempat bernama Cinarus dan dimutilasi. Para biarawan itu mengeluarkan organ-organ dalamnya, tulang-belulangnya, dan membakar sisa-sisa bagian tubuhnya di atas api unggun.
Edith Stern
Edith Stern adalah wanita dengan kecerdasan yang bahkan sulit diukur dengan tes kecerdasan manapun. Skor IQ-nya mencapai lebih dari 200. Edith sendiri adalah seorang penulis, editor, dan ilmuwan dalam bidang teknik dan matematika. Sejumlah pihak meyakini nilai luar biasa ini adalah hasil dari didikan ekstra keras dari sang ayah.
Pada dasarnya ayah Edith berambisi untuk menjadikan putrinya sebagai seorang jenius, jadi ia mulai mengajarinya sejak usia dini. Berkat gemblengan ayahnya, Edith Stern dapat berbicara dalam kalimat lengkap saat usianya masih 1 tahun. Dia melahap volume pertama Encyclopedia Britannica pada usia 4 tahun dan rampung membaca seluruhnya pada usia 5 tahun.
Pada usia 6 tahun, Edith membaca 6 buku dan koran New York Times setiap harinya. Pada usia 12 tahun dia sudah berkuliah dan saat berusia 15 tahun dia sudah mengajar di Michigan State University. Pada usia 16 tahun ia diberi posisi Asisten Profesor Matematika Abstrak di Michigan State University. Dan sejak tahun 1970-an, dia bekerja di IBM sebagai konsultan komputer, dan akhirnya menjadi Vice President di Departemen Riset dan Pengembangan IBM. Selain itu Edith juga mempunyai 128 paten penelitian dan penemuan.
Marilyn vos Savant
Marilyn vos Savant adalah seorang penulis dan kolumnis yang terkenal karena kecerdasannya. Skor IQ-nya yang luar biasa, yaitu 228, berhasil membuat namanya tercatat di Guinness World Records, sebagai orang pemilik IQ tertinggi di dunia pada tahun 2012.
Semasa remaja, Marilyn vos Savant menghabiskan waktunya membantu menjaga toko sang ayah sambil terus menikmati hobinya menulis dan membaca. Kadang dia akan menulis artikel dan mengirimkannya ke koran lokal dengan nama samaran, dengan alasan dia tidak ingin namanya diasosiasikan dengan pekerjaannya yang ia anggap belum sempurna.
Beranjak kuliah, Marilyn vos Savant memutuskan untuk mempelajari filosofi di Washington University di St. Louis, menentang keinginan orang tuanya untuk mengambil jurusan pelajaran yang lebih bermanfaat. Setelah 2 tahun, dia drop out dari kuliah untuk membantu bisnis kedua orangtuanya dan mengejar karirnya di bidang menulis. Kemudian ia pindah ke kota New York dan menulis kolom Kontes Omni IQ Quiz untuk Majalah Omni yang berisi kuis-kuis IQ dan tes-tes yang menguji intelegensi pembacanya. Setelah itu, akhirnya ia memiliki kolum mingguan di Majalah Parade. Ia juga mulai menulis novel, cerpen, satire politik, semuanya dengan nama samaran.
Namanya pun menjadi terkenal bagai selebriti setelah Marilyn vos Savant diuji dengan dua tes kecerdasan. Menurut Mega Test, tes yang dirancang untuk mengukur IQ di atas 145, ia memiliki IQ 186. Menurut Stanford-Binet, IQ-nya adalah 228. Setelah dilakukan analisis singkat, para ahli memutuskan bahwa dia memiliki kemampuan mental setara individu berusia 23 tahun.
Di usia dewasa, Marilyn vos Savant tidak mengambil jalur karir sebagai ilmuwan atau akademisi. Ia lebih memilih untuk mengasuk kolom bertajuk Ask Marilyn. Lewat kolom tersebut ia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan rumit dari pembaca dan memecahkan teka-teki pelik.
Salut untuk mereka semua. Semoga kisah mereka bisa menjadi inspirasi untuk kita agar bisa lebih cerdas dari mereka.
No comments