SELAMAT DATANG DI WWW.PELANGICASINO.COM !!! SITUS BETTING CASINO ONLINE TERPERCAYA YANG MENYEDIAKAN PELAYANAN TERBAIK !!! | 1 USER ID BISA UNTUK MEMAINKAN SEMUA PERMAINAN CASINO DAN SABUNG AYAM | Berikut Jadwal BANK OFFLINE : BCA ( Senin - Jumat : 21.00 - 00.30 WIB, Sabtu : 00.00 - 04.00, Minggu : 24 Jam ) BRI ( 22.10 - 05.00 WIB ) Mandiri ( 23.00 - 03.00 WIB ) BNI ( Online 24 Jam ) Danamon ( Online 24 JAM )

Header Ads

PELANGI CASINO

Mati Suri Mereka Menceritakan Perjalanan Astral Yang Dialaminya

Pelangi Casino - Apa yang terjadi saat mati suri? Banyak pertanyaan serupa yang terbesit di benak kita ketika mendengar near death experience ini. Kasus mati suri banyak terjadi di dunia ini, termasuk Indonesia. Di Indonesia, ada beberapa kasus yang terbilang cukup aneh, karena yang mengalami mati suri itu bisa menceritakan apa yang terjadi selama mati suri. Ada yang melihat penyiksaan, ada juga yang melihat taman indah, namun dibawahnya terdapat api panas, yang memakan banyak korban. Berikut ini adalah pengalaman orang-orang Indonesia yang alami mati suri.

Aslina

Aslina merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis, Riau. Dia mengalami mati suri pada tahun 2006 lalu. Pada tahun tersebut, dokter menyatakan Aslina sudah meninggal karena mengidap penyakit gondok yang sudah dideritanya sejak usianya 20 tahun. Sebelum meninggal, pamannya membawa Aslina ke Jakarta agar mendapatkan pengobatan yang baik. Namun sayang, Aslina menghembuskan napas terakhinya di depan pamannya tersebut.

Ketika meninggal, Aslina mengaku ada malaikat pencabut nyawa yang memegang kaki kanannya lalu mengangkat jiwanya keluar dari tubuh. Dia bisa merasakan rohnya diangkat. Setelah rohnya terangkat dari tubuhnya, Aslina bisa melihat siapa saja yang berada diruangan rumah sakit saat menghembuskan napas terakhir. Mereka adalah paman Aslina, dokter dan jasadnya sendiri dalam ruangan rumah sakit itu. Yang membuat jantung Aslina berdegup kencang adalah kehadiran dua malaikat berbaju putih. Salah satu malaikat itu dikatakan memiliki suara yang menggema.

Kedua malaikat itu lalu membawa Aslina ke suatu tempat. Selama perjalanan, Aslina melihat banyak terjadi penyiksaan oleh makhluk hitam bertubuh tinggi dan besar, serta berbulu. Antara lain Aslina melihat seorang pria memikul beri berat di punggungnya, ada pula siksaan berupa besi yang dihujamkan berkali-kali ke tubuh seseorang.

Lewat dari tempat penyiksaan itu, Aslina bertemu dengan satu sosok malaikat lainnya. Malaikat itu mengaku sebagai "Amal"-nya. Kemudian, terdengar bacaan dia di sekelilingnya. Kemudian, Aslina pun dituntun untuk berjalan ke cahaya dan kembali pada tubuhnya. Secara ajaib, Aslina pun tak jadi meninggal, dan kembali ke dunia.

Ulul

Ulul adalah seorang pengidap TBC. Pada tahun 2002, ulul tiba-tiba merasakan kedinginan luar biasa pada pukul 01.00 dini hari. Saat itu, Ulul mengaku bahwa hidupnya tak lama lagi, dan dia mengetahui bahwa nyawanya akan dicabut oleh malaikat pencabut nyawa. Secara perlahan, kenangannya selama berada di dunia pun hilang. Ulul pun meninggal dunia, paling tidak menurut keluarganya. Saat meningal itu, Ulul masih bisa mendengar tangisan keluarganya. Sesaat kemudian, dia merasa ada yang menariknya, dan menghempaskannya ke alam gelap yang ada dibawahnya.

Begitu tersadar, dia ternyata dalam keadaan telanjang, alias tak memakai pakaian apa pun. Dia pun berada di sebuah jalanan sepi, yang tak terlihat ujungnya. Masih belum selesai dia bertanya-tanya mengenai di mana dan apa yang terjadi sebenarnya, sebuah cahaya lalu mendekatinya dengna kecepatan tinggi. Cahaya itu seperti menyedotnya, dan dia pun kembali tak sadar.

Begitu sadar, dia dihadapkan pada 3 sosok yang dianggapnya sebagai monster berwajah buruk. Ketiga sosok tersebut lalu menghampiri Ulul dan mulai menyiksanya. Sebagaimana orang disiksa, pastinya akan meminta ampun untuk segera dihentikan siksaannya. Namun kata-katanya tak digubris ketiga sosok tersebut dan mereka terus menyiksanya. Ketika tubuhnya mulai tak berdaya, dia melihat sosok ibunya dari kejauhan. Ibunya itu hanya memandangnya. Ulul pun berusaha meminta tolong pada ibunya itu. Namun tak bisa. Yang keluar dari mulutnya hanyalah meminta ampun. Setelah meminta ampun pada ibunya, ketiga sosok itu pun hilang.

Setelah itu, dia merangkak ke arah ibunya, dan dia seperti disentuh oleh ibunya. Sentuhan itu menurut Ulul membuatnya merasa aman, dan siksaan yang tadinya dilakukan padanya serasa menghilang. Tak lama, ibunya menghilang, dan dia pun terjatuh ke dalam lembah yang tak berujung. Dia pun mendarat di dataran yang empuk, dan dia pun tersadar kembali. Ulul membuka matanya, dan melihat keluarganya yang menangisi kepergiannya. Bedanya, kali ini Ulul masih berada di dunia.

Samiran

Samiran adalah pemuda yang baru saja lulus SMA, dan tinggal di Madiun. Setelah lulus, Samiran ternyata menderita sakit, dan sakitnya itu terus diidapnya selama berbulan-bulan tanpa pernah sekalipun sembuh. Keluarga pun memutuskan untuk membawa samiran pulang karena biaya rumah sakit yang mahal dan mereka tak sanggup untuk membayarnya. Karena tak memiliki peralatan seperti di rumah sakit. Kondisi Samiran pun  memburuk dari hari ke hari. Sampai pada suatu ketika, Samiran sampai pada penghujung hidupnya. Keluarga Samiran bersaksi bahwa Samiran tak lagi bernapas.

Kemudian, Samiran pun merasa terangkat dan sadar. Saat itulah, dia melihat dirinya sendiri, yang sudah menjadi jasad. Dia juga melihat keluarganya yang menangisi kepergiannya untuk selama-lamanya. Tak lama, dia melihat tangga, dan mulai menaikinya. Selama menaiki anak tangga tersebut, Samiran merasakan panas dan sakit di dadanya. Sampai di ujung tangga, Samiran pun melihat dua sosok hitam, yang kemudian membawanya ke ruang siksaan. Di situ, dia disiksa dengan pentungan besi sampai seluruh badannya retak. Setelah badannya retak, secara ajaib tubuhnya disembuhkan kembali. Namun, penyiksaan kembali dilakukan. Siksaan tersebut dialami Samiran sebanyak 3 kali.

Tak lama, ada dua sosok lain menghampirinya. Kali ini, yang menghampirinya itu berbaju putih terang. Dia pun diajak untuk ke sebuah puncak bukit. Suasana bukit itu 180 derajat dibandingkan sebelumnya, karena memiliki pohon rindang, nyaman, dan sejuk hawanya. Setelah berada di puncak bukit, Samiran merasa ada yang memanggilnya. Tak lama, cahaya yang sangat terang muncul dan menyilaukan matanya. Samiran pun reflek menutup matanya. Begitu membuka matanya, Samiran sudah berada di kamarnya, dan dia pun kembali sehat.

Wati

Wati adalah seorang karyawati perusahaan swasta. Pada tahun 2002, Wati mengalami sakit kepala yang luar biasa, dan dia pun pingsan di kantornya. Begitu dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa klep janting Wati bocor. Otak kanannya pun mengalami pendarahan tak lama setelah itu. Dokter pun memutuskan untuk melakukan operasi.

Sayangnya, begitu operasi sedang berlangsung, Wati pun menghembuskan napas terakhirnya. Wati pun merasa jiwanya terlepas dari raganya. Jiwa Wati pun berjalan di sebuah lorong gelap, sampai ada sosok putih menjemputnya, dan dia pun diajak ke sebuah taman yang indah.

Meski indah, ternyata di balik taman itu terdapat sesuatu yang mengerikan, Wati mendengar teriakan yang berasal dari tepi taman itu. Ternyata, di bawah taman itu, Wati melihat banyak manusia terbakar api. Mereka saling memanjat untuk lepas dari api. Sebelum melihat lebih jauh lagi, sosok putih tersebut mengatakan Wati tak boleh berada di tepi itu.

Setelah itu, Wati melihat ada sosok dari kejauhan. Sosok itu pun menghampiri Wati. Bersamaan dengan sampainya sosok tersebut, Wati mendengar banyak doa-doa dari suara yang pernah dia kenal. Di antara suara doa itu, suara yang paling kencang adalah suara ibunya sendiri. Dari situ, sosok yang datang itu membawanya pergi dari taman itu dan kembali memasuki lorong gelap. Tak lama, Wati pun tersadar setelah antara koma dan tak bernyawa selama beberapa jam.

Agus

Agus mengalami sakit parah ketika dirinya duduk di bangku SMP. Selama sakit, Agus mengalami kedinginan yang luar biasa. Tubuhnya menggigil, sampai akhirnya tak sadarkan diri. Ketika matanya terbuka, dia melihat ada orang-orang dengan wajah menyeramkan yang menahannya. Wajah-wajah tersebut terlihat rusak, ada yang tertawa dengan kondisi wajah yang tak wajar. Tak lama, dia pun seperti terjatuh ke tanah dan kembali tak sadarkan diri.

Setelah sadar, Agus bergegas untuk berlari menuju cahaya yang ada di ujung ruangan. Selama berlari menuju cahaya itu, Agus merasa jalannya makin menanjak, ditambah lagi banyak ular kobra mengejarnya. Setelah lepas dari kejaran ular kobra, Agus merasa seperti diangkat dan berada di sebuah ruangan lain lagi. Dia pun melihat ada 10 orang di dalam ruangan itu, yang mana mereka dalam kondisi terikat dan tubuh mereka memperlihatkan bahwa mereka telah disiksa. Agus jelas merasa ketakutan. Ketakutannya itu mekin menjadi setelah melihat sosok besar datang dengan membawa alat penyiksa seperti besi atau pisau.

Orang yang berada di sebelahnya pun disiksa, seperti dicambuk, ditusuk, bahkan dikuliti. Ajaibnya, Agus terlepas dari ikatannya, dan melarikan diri dari sana. Dia menyusuri sebuah sungai dengan ujung yang terang. Di ujung sungai tersebut, pandangan Agus jadi kabur, dan begitu tersadar, Agus sudah berada dalam ruangannya lagi. Rupanya Agus telah mati suri selama 10 jam. Keluarga pun ternyata sudah mengikhlaskan kepergian Agus, namun ternyata Agus kembali pada keluarganya.

No comments

Powered by Blogger.